Selasa, 16 Agustus 2016

Catatan Kaum Gembel ( Pandangi Langit Malam Ini )

Berdesir suara angin, pelan, riuh rendah melewati batas lembah. Bunyi suaranya, seolah sedang terjadi perbincangan. Memecah batas sunyi.

.
Sementara teman yg lain terlelap, kita keluar tenda malam itu. Menikmati kemegahan malam, menyaksikan gemerlap bintang.
.
"Aku pernah memimpikannya. Tapi melihatnya sedekat ini, selalu memberikan perasaan tersendiri," ujarmu pelan. Senyum tak pernah lepas dari balik wajahmu.
.
Meski tubuhmu bergetar karena dingin yg menusuk, namun tuturmu tak lelah berikan pijar semangat.
.
Ini adalah perjalanan kesekian kali, dari apa yang kita namakan pencarian.
.
Langit malam berikan terangnya, nyanyikan rindu pada jejak sang petualang. Gemilang bintang warnai langit, terangi relung, dari jiwa para pengelana.
.
Senyum selalu mengembang dari balik wajahmu. Pancarkan suka, teduhkan kegelisahan.
.
Kemarin, kita adalah keterasingan. Berjarak dan dibekukan oleh sikap.
.
Pendakian lalu mengeratkan kita, lewat obrolan, lewat sebuah menu masakan, bahkan genggaman. Ketika aku menolongmu melewati tanjakan
.
Malam kian larut. Waktu seolah menegur, "cepatlah terlelap, esok ada summit yg harus kamu kejar."
.
"Terima kasih," ucapmu. "Untuk apa?"balasku.
.
"Telah mengenalkanku pada pendakian." Kamu terdiam sejenak, menghela nafas dalam-dalam, "karena perjalanan ini membuatku tersadar, bahwa merindukan tidak harus kepada sebuah bentuk, kepada seseorang."
.
.
Dan "bila kau rindukan aku putri, coba kau pandangi langit malam ini. Bila itu tak cukup mengganti, cobalah kau hirup, udara pagi, aku disitu - Jikustik"


Source : Urban Hiker ( https://www.instagram.com/p/BJIdO4jhOJf/ )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar